Selasa, 01 Mei 2012

SFC Menggulingkan SEGULING

SFC Menggulingkan SEGULING



Hut Asam- Partai bergengsi dan memang dinanti seluruh penggemar sepakbola di seluruh dunia, yaitu SFC (SMA Football Club) bertemu dengan Tunas Muda Seguling terjadi di leg pertama, Minggu, 15 April 2012. Partai ini penuh dengan gengsi disebabkan oleh, tim muda melawan tunas muda, sehingga pertandingan tentu akan menyuguhkan hal menarik,  sehingga layak dinanti dan dinikmati. Pada kenyataannya saat kedua tim memasuki Stadion Hutan Rimba, stadion langsung dipenuhi ribuan pasang mata.
            SFC pada pertandingan kali ini tidak mengubah skema pertandingan, tetap menggunakan formasi kemenangan 4-4-2. Susunan pemain juga tidak jauh berbeda dengan permainan saat pulang dengan tersenyum sewaktu menaklukkan Jalungga Muda dengan skor meyakinkan 3-1. Hanya saja, pada partai bergengsi kali ini, pelatih Morisay mempercayakan Piddin yang sebelumnya dikursicadangkan dimainkan awal, menempati posisi Heru yang biasanya beroperasi di sayap kiri.
            Sebelum peluit kick of dimulai wasit sempat kebingungan dikarenakan kedua tim sama-sama mengenakan kostum berwarna putih. Akan tetapi, keadaan ini tidak menjadikan partai bergengsi ini gagal untuk ditampilkan karena kedua kapten kesebelasan sama-sama siap tempur walau dalam kondisi serupa warna. Hasilnya lapangan dipenuhi warna yang sama, putih, hanya saja yang membedakan adalah lis kuning di pundak dan sponsor Bwin yang terpajang di dada pemain Tunas Muda Seguling. Pertandingan kali ini semakin terasa bergengsi karena tentu setiap pemain perlu kejelian khusus dan konsentrasi tingkat tinggi untuk membedakan mana lawan mana kawan agar tak salah dalam membagi bola.
            Peluit kick of tanda dimulainya pertandingan melengking di udara. Serangan demi serangan datang silih berganti dilakukan pemain SFC maupun Tunas Muda Seguling. Tidak bisa dipungkiri pertandingan kali ini dipenuhi benturan-benturan fisik karena kedua pemain sama-sama ingin menunjukkan penampilan terbaik sehingga ngotot untuk berjuang habis-habisan. Hal itu dibuktikan oleh seringnya terjadi pelanggaran-pelanggaran. Akan tetapi, hanya satu orang saja, yaitu pemain TM Seguling yang mengantongi kartu kuning. Selain itu, dampak dari benturan-benturan ini salah satu pilar pemain TM Seguling harus ditandu keluar lapangan dan digantikan karena cidera saat berbenturan dengan pemain SFC, Piddin.  Sebenarnya saat benturan pertama kali terjadi, pemain tersebut masih mampu bermain, sayangnya beturan kembali terulang, kali ini giliran si bengal Riki Rikardo yang sukses membuat pemain TM Seguling bernomor punggung 7 digantikan di 15 menit babak pertama. Sedangkan tim SFC menarik keluar Piddin dan digantikan oleh Miswan di menit 20 karena penampilannya kurang memuaskan.
            Dari sekian banyak obralan serangan babak pertama ini, tercatat sekali saja momen terbaik. Hal itu diciptakan oleh pemain SFC bernomor pungung 20, yaitu Youyun Messinya SFC ini berhasil menendang dengan kerasnya bola ke arah gawang TM Seguling, sayangnya masih dimentahkan mistar gawang. Sebenarnya pantulan bola tersebut masih dapat dieksekusi menjadi gol, sayangnya Youyun terburu-buru alias tergesa-gesa mengeluarkan tendangan akrobatiknya dengan salto melayang di udara, namun bola melenceng jauh dari mulut gawang. Sedangkan TM seguling tidak berhasil menciptakan peluang karena selalu digagalkan bek-bek tangguh SFC. Skor kacamata pun bertahan hingga turun minum.
            Kerasnya aroma pertandingan ternyata tidak hanya tercipta di tengah lapangan. Saat kedua tim turun minum sempat terjadi insiden pidana. Ofisial TM Seguling (A) tiba-tiba menghampiri ofisial SFC, Morisay, kemudian menarik lengan bajunya sampai sobek. Kejadian ini tidak sampai membuat kedua tim rusuh dikarenakn Morisay bersikap tenang dan tidak memberikan perlawanan. Sebenarnya ofisial TM Seguling memperkarakan kostum pertandingan dan menginginkan SFC mengganti kostum agar tidak serupa warna. Gagasan tersebut tentu ditolak oleh Morisay dan menyerahkan sepenuhnya kepada wasit. “Semua harus sesuai prosedur,” ungkap Morisay membela diri. Pada akhirnya, wasit memanggil kedua kapten kesebelasan untuk mendiskusikan prihal kostum. Kesepakatan pun didapatkan, kedua tim siap tempur dengan warna kostum yang sama.
            Babak kedua partai bergengsi ini kedua tim kembali memasuki lapangan dengan kostum yang berwarna sama, putih. TM Seguling lebih dulu melakukan perombakan pemain, sedangkan SFC melakukan pergantian pemain setelah beberapa menit babak kedua bergulir. Pergantian kali ini ialah  Heru masuk menggantikan Aan. Tak berselang lama Morisay memasukkan pemain tengah Bocex untuk mengantikan posisi Wahyu.
            Dengan beberapa tenaga baru itu menjadikan permainan semakin menarik. Kedua tim silih berganti melakukan serangan. Lagi-lagi SFC yang berhasil menciptakan peluang emas. Saat umpan silang (kalau tidak salah umpan dari Youyun, Joji, atau Heru, wartawan lupa, maklum saja berkonsentrasi menjaga pemain lawan, harus selalu fokus karna warna kostum ‘kan sama, he he) umpan tersebut ditujukan kepada Miswan yang berdiri bebas di belakang bek TM Seguling dan sundulannya berhasil memaksa si kulit bundar bersarang di dalam gawang TM Seguling. Sayangnya, gol ini dianulir wasit karena Miswan tidak hanya menanduk bola dengan kepala melainkan tangan juga.
            Menit-menit akhir pertandingan Morisay lagi-lagi melakukan pergantian pemain. Kali ini pemain senior (tertua) SFC, Jimmy  masuk menggantikan si phyton Joji. Akan tetapi, pergantian ini tidak juga memberikan perubahan. Skor kaca mata bertahan hingga peluit panjang wasit berbunyi. Oleh sebab itu, pertandingan bergengsi ini harus dituntaskan dengan drama adu pinalti. Morisay menurunkan algojo-algonjonya, yaitu Bocex, Hadi, Youyun, Jimmy, dan Piddri.
Dari lima algojo itu hanya Bocex yang gagal menyarangkan bola ke gawang, sedangkan TM Seguling hanya tiga orang yang berhasil menyarangkan bola ke gawang SFC. Drama berakhir dengan kemenangan SFC 4-3 atas Tunas Muda Seguling. SFC berhasil menggulingkan Seguling di fase 16 besar. Maaf! Wartawan tidak sepenuhnya bisa melaporkan situasi saat drama adu pinalti berlangsung dikarenakan wartawan bersembunyi di balik rimbunnya semak belukar ha ha ha ha! “harap-harap cemas!”                                                     
 By: Lima Sahabat Pena