SFC Menggulingkan SEGULING
Hut Asam- Partai
bergengsi dan memang dinanti seluruh penggemar sepakbola di seluruh dunia,
yaitu SFC (SMA Football Club) bertemu
dengan Tunas Muda Seguling terjadi di leg pertama, Minggu, 15 April 2012. Partai
ini penuh dengan gengsi disebabkan oleh, tim muda melawan tunas muda, sehingga
pertandingan tentu akan menyuguhkan hal menarik, sehingga layak dinanti dan dinikmati. Pada
kenyataannya saat kedua tim memasuki Stadion
Hutan Rimba, stadion langsung dipenuhi ribuan
pasang mata.
SFC pada pertandingan kali
ini tidak mengubah skema pertandingan, tetap menggunakan formasi kemenangan
4-4-2. Susunan pemain juga tidak jauh berbeda dengan permainan saat pulang dengan tersenyum sewaktu
menaklukkan Jalungga Muda dengan skor meyakinkan 3-1. Hanya saja, pada partai
bergengsi kali ini, pelatih Morisay
mempercayakan Piddin yang sebelumnya
dikursicadangkan dimainkan awal, menempati posisi Heru yang biasanya beroperasi di sayap kiri.
Sebelum peluit kick of dimulai wasit sempat kebingungan
dikarenakan kedua tim sama-sama mengenakan kostum berwarna putih. Akan tetapi,
keadaan ini tidak menjadikan partai bergengsi ini gagal untuk ditampilkan
karena kedua kapten kesebelasan sama-sama siap tempur walau dalam kondisi
serupa warna. Hasilnya lapangan dipenuhi warna yang sama, putih, hanya saja
yang membedakan adalah lis kuning di pundak dan sponsor Bwin yang terpajang di dada pemain Tunas Muda Seguling.
Pertandingan kali ini semakin terasa bergengsi karena tentu setiap pemain perlu
kejelian khusus dan konsentrasi tingkat tinggi untuk membedakan mana lawan mana
kawan agar tak salah dalam membagi bola.
Peluit kick of tanda dimulainya pertandingan
melengking di udara. Serangan demi serangan datang silih berganti dilakukan
pemain SFC maupun Tunas Muda Seguling. Tidak bisa dipungkiri pertandingan kali
ini dipenuhi benturan-benturan fisik karena kedua pemain sama-sama ingin
menunjukkan penampilan terbaik sehingga ngotot
untuk berjuang habis-habisan. Hal itu dibuktikan oleh seringnya terjadi
pelanggaran-pelanggaran. Akan tetapi, hanya satu orang saja, yaitu pemain TM
Seguling yang mengantongi kartu kuning. Selain itu, dampak dari
benturan-benturan ini salah satu pilar pemain TM Seguling harus ditandu keluar
lapangan dan digantikan karena cidera saat berbenturan dengan pemain SFC, Piddin.
Sebenarnya saat benturan pertama kali terjadi, pemain tersebut masih
mampu bermain, sayangnya beturan kembali terulang, kali ini giliran si bengal Riki Rikardo yang sukses membuat pemain TM Seguling bernomor
punggung 7 digantikan di 15 menit babak pertama. Sedangkan tim SFC menarik
keluar Piddin dan digantikan oleh Miswan di menit 20 karena penampilannya
kurang memuaskan.
Dari sekian banyak obralan
serangan babak pertama ini, tercatat sekali saja momen terbaik. Hal itu
diciptakan oleh pemain SFC bernomor pungung 20, yaitu Youyun Messinya SFC ini
berhasil menendang dengan kerasnya bola ke arah gawang TM Seguling, sayangnya
masih dimentahkan mistar gawang. Sebenarnya pantulan bola tersebut masih dapat
dieksekusi menjadi gol, sayangnya Youyun
terburu-buru alias tergesa-gesa mengeluarkan tendangan akrobatiknya dengan salto melayang di udara, namun bola melenceng
jauh dari mulut gawang. Sedangkan TM seguling tidak berhasil menciptakan
peluang karena selalu digagalkan bek-bek tangguh SFC. Skor kacamata pun bertahan hingga turun minum.
Kerasnya aroma
pertandingan ternyata tidak hanya tercipta di tengah lapangan. Saat kedua tim
turun minum sempat terjadi insiden pidana. Ofisial
TM Seguling (A) tiba-tiba
menghampiri ofisial SFC, Morisay, kemudian menarik lengan
bajunya sampai sobek. Kejadian ini tidak sampai membuat kedua tim rusuh
dikarenakn Morisay bersikap tenang
dan tidak memberikan perlawanan. Sebenarnya ofisial
TM Seguling memperkarakan kostum pertandingan dan menginginkan SFC
mengganti kostum agar tidak serupa warna. Gagasan tersebut tentu ditolak oleh Morisay dan menyerahkan sepenuhnya kepada
wasit. “Semua harus sesuai prosedur,” ungkap Morisay membela diri. Pada akhirnya, wasit memanggil kedua kapten
kesebelasan untuk mendiskusikan prihal kostum. Kesepakatan pun didapatkan,
kedua tim siap tempur dengan warna kostum yang sama.
Babak kedua partai
bergengsi ini kedua tim kembali memasuki lapangan dengan kostum yang berwarna
sama, putih. TM Seguling lebih dulu melakukan perombakan pemain, sedangkan SFC
melakukan pergantian pemain setelah beberapa menit babak kedua bergulir.
Pergantian kali ini ialah Heru masuk menggantikan Aan. Tak berselang lama Morisay memasukkan pemain tengah Bocex untuk mengantikan posisi Wahyu.
Dengan beberapa tenaga
baru itu menjadikan permainan semakin menarik. Kedua tim silih berganti
melakukan serangan. Lagi-lagi SFC yang berhasil menciptakan peluang emas. Saat
umpan silang (kalau tidak salah umpan
dari Youyun, Joji, atau Heru, wartawan lupa, maklum saja
berkonsentrasi menjaga pemain lawan, harus selalu fokus karna warna kostum ‘kan
sama, he he) umpan tersebut ditujukan kepada Miswan yang berdiri bebas di belakang bek TM Seguling dan
sundulannya berhasil memaksa si kulit
bundar bersarang di dalam gawang TM Seguling. Sayangnya, gol ini dianulir
wasit karena Miswan tidak hanya
menanduk bola dengan kepala melainkan tangan juga.
Menit-menit akhir
pertandingan Morisay lagi-lagi
melakukan pergantian pemain. Kali ini pemain senior (tertua) SFC, Jimmy masuk menggantikan si phyton Joji. Akan
tetapi, pergantian ini tidak juga memberikan perubahan. Skor kaca mata bertahan
hingga peluit panjang wasit berbunyi. Oleh sebab itu, pertandingan bergengsi
ini harus dituntaskan dengan drama
adu pinalti. Morisay menurunkan
algojo-algonjonya, yaitu Bocex, Hadi, Youyun, Jimmy, dan Piddri.
Dari lima algojo itu hanya Bocex
yang gagal menyarangkan bola ke gawang, sedangkan TM Seguling hanya tiga orang
yang berhasil menyarangkan bola ke gawang SFC. Drama berakhir dengan kemenangan
SFC 4-3 atas Tunas Muda Seguling. SFC
berhasil menggulingkan Seguling di
fase 16 besar. Maaf! Wartawan tidak sepenuhnya bisa melaporkan situasi
saat drama adu pinalti berlangsung dikarenakan wartawan bersembunyi di balik
rimbunnya semak belukar ha ha ha ha! “harap-harap cemas!”
By: Lima Sahabat Pena