Jumat, 11 Februari 2011

metode role playing-aspek berbicara

Kelebihan dan kelemahan metode Role Playing

Sebagaimana dengan metode-metode pembelajaran yang lain, metode role playing memiliki kelebihan dan kelemahan, karena secara prinsip tidak ada satupun metode pembelajaran yang sempurna. Semua metode pembelajaran saling melengkapi satu sama lain. Penggunaannya di dalam proses pembelajaran dapat dikolaborasikan, bergantung dari karakteristik materi pokok pelajaran yang diajarkan kepada siswa. Kelebihan maupun kelemahan metode role playing sebagaimana dijelaskan Makhrufi (2009:3) adalah:

1) Kelebihan

a) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan.

b) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias.

c) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.

d) Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dand apat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri.

e) Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan kerja.

2) Kelemahan

Menurut Wahab (2007:109) kelemahan metote role playing antara lain:

a) Jika siswa tidak dipersiapkan secara baik ada kemungkinan tidak akan melakukan secara sunguguh-sungguh.

b) Bermain peran mungkin tidak akan berjalan dengan baik jika suasana kelas tidak mendukung.

c) Bermain peran tidak selamanya menuju arah yang diharapkan seseorang yang memainkannya. Bahkan juga mungkin akan berlawanan dengan apa yang diharapkan.

d) Siswa sering mengalami kesulitas untuk memerankan peran secara baik, khususnya jika mereka tidak diarahkan atau tidak ditugasi dengan baik. Siswa perlu mengenal dengan baik apa yang diperankannya.

e) Bermain membutuhkan waktu yang banyak/lama.

f) Untuk lancarnya bermain peran, diperlukan kelompok yang sensitif, imajinatif, terbuka, saling mengenal hingga bekerjasama dengan baik.

Senada dengan Wahab, Mujiman (2007:86) mengemukakan kelemahan metode role playing dan bermain peranan ini terletak pada:

a) Role playing dan bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak.

b) Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid, dan ini tidak semua guru memilikinya.

c) Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu.

d) Apabila pelaksanaan role playing dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai.

e) Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.

f) Pada pelajaran agama masalah keimanan, sulit disajikan melalui metode role playing dan bermain peranan ini.

c. Strategi pelaksanaan pembelajaran role playing

Menurut Wahab (2007:109) mengemukakan secara riinci tentang strategi role playing dalam proses pembelajaran di kelas bagi guru dan siswa, yaitu:

1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan melalui metode ini. Dan tujuan tersebut diupayakan tidak terlalu sulit/berbelit-belit, akan tetapi jelas dan mudah dilaksanakan. 2) Melatar belakang ceritarole playing dan bermain peranan tersebut. Misalnya bagaimana guru dapat menjelaskan latar belakang kehidupan sahabat Aku Bakar sebelum menceritakan kisah sahabat Abu Bakar masuk Islam. Hal ini agar materi pelajaran dapat dipahami secara gamblang dan mendalam oleh siswa/anak didik. 3) Guru menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan role playing dan bermain peranan melalui peranan yang harus siswa lakukan/mainkan. 4) Menetapkan siapa-siapa diantara siswa yang pantas memainkan/melakonkan jalannya suatu cerita. Dalam hal ini termasuk peranan penonton. 5) Guru dapat menghentikan jalannya permainan apabila telah sampai titik klimaks. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat didiskusikan secara seksama, dan 6) Sebaiknya diadakan latihan-latihan secara matang, kemudian diadakan uji coba terlebih dahulu, sebelum role playing dipentaskan dalam bentuk yang sebenarnya.

Lebih lanjut, Wahab (2007:114) menyatakan bahwa dalam bermain peran, ada tiga tahap yang harus dilaksanakan guru, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Ketiga tahapl tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Tahap persiapan

a) Persiapan untuk bermain peran:

- Memilih permasalahan yang mengandung pendangan-pandangan yang berbeda dan kemungkinan pemecahannya.

- Mengarahkan siswa pada situasi dan masalah yang akan dihadapi.

b) Memilih pemain

- Pilih secara sukarela, jangan dipaksa.

- Sebisa mungkin pilih pemain yang dapat mengenali peran yang akan dibawakannya.

- Hindari pemain yang ditunjuk sendiri oleh siswa.

- Pilih beberapa pemain agar seorang tidak memainkan dua peran sekaligus.

- Setiap kelompok pemain paling banyak 5 orang.

- Hindari siswa membawakan peran yang dengan kehidupan sebenarnya.

c) Mempersiapkan penonton

- Harus yakin bahwa pemirsa megetahui keadaan dari tujuan bermain peran.

- Arahkan mereka bagaimana seharusnya berperilaku.

d) Persiapan para pemain

- Biarkan siswa agar mempersiapkannya dengan sedikit mungkin campur tangan guru.

- Sebelum bermain setiap pemain harus memahami betul apa yang dilakukannya.

- Permainan harus lancar, dan sebaiknya ada kata pembukaan, tetapi hindari melatih kembali saat sudah siap bermain.

- Siapkan tempat dengan baik.

2) Pelaksanaan

a) Upayakan agar singkat, bagi pemula lima menit sudah cukup dan bermain sampai habis, jangan diinterupsi.

b) Biarkan agar spontanitas menjadi kunci utamanya.

c) Jangan menilai aktingnya, bahasanya dan lain-lain.

d) Biarkan siswa bermain bebas dari angka dan tingkatan.

e) Jika terjadi kemacetan hal yang dapat dilakukan misalnya:

- Dibimbing dengan pertanyaan.

- Mencari orang lain untuk perann tersebut.

- Menghentikan dan melangkah ke tindak lanjut.

e) Jika pemain tersesat lakukan:

- Rumuskan kembali keadaan dan masalah.

- Simpulkan apa yang sudah dilakukan.

- Hentikan dan arahkan kembali.

- Mulai kembali dengan penjelasan singkat.

3) Tindak lanjut

a) Diskusi

- Diskusi tindak lanjut dapat memberi pengaruh yang besar terhadap sikap dan pengetahuan siswa.

- Diskusi juga dapat menganalisi, menafsirkan, memberi jalan keluar atau merekreasi.

- Di dalam diskusi sebaiknya dinilai apa yang telaj dilaksanakan.

b) Melakukan bermain peran kembali

- Kadang-kadang memainkan kembali dapat memberi pemahaman yang lebih baik.

Sedangkan Sudrajat (2010:1) mengemukakan strategi penggunaan role playing sebagai berikut:

1) Bila role playing baru ditetapkan dalam pengajaran, maka hendaknya guru menerangkannya terlebih dahulu teknik pelaksanaanya, dan menentukan diantara siswa yang tepat untuk memerankan lakon tertentu, secara sederhana dimainkan di depan kelas.

2) Menerapkan situasi dan masalah yang akan dimainkan dan perlu juga diceritakan jalannya peristiwa dan latar belakang cerita yang akan dipentaskan tersebut.

3) Pengaturan adegan dan kesiapan mental dapat dilakukan sedemikian rupa.

4) Setelah role playing itu dalam peuncak klimas, maka guru dapat menghentikan jalannya drama. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat diselesaikan secara umum, sehingga penonton ada kesempatan untuk berpendapat dan menilai role playing yang dimainkan. Role playing dapat pula dihentikan bila menemui jalan buntu.

5) Guru dan siswa dapat memberikan komentar, kesimpulan atau berupa catatan jalannya role playinguntuk perbaikan-perbaikan selanjutnya.

*Dari berbagai sumber.

http://primurlib.net/index.php?p=show_detail&id=5474