SFC Melaju Ke SEMIFINAL
Hut Asam- Partai
penentu siapakah tim pull A yang akan
melaju ke semifinal mendampingi Sedau FC
yang lebih dulu memastikan diri setelah menaklukkan Riam Danau dengan skor telak 6-0 tersuguhkan Rabu, 18 April 2012 mempertemukan SFC (SMA Football Club) berhadapan
dengan Masta Super. Pertandingan
kali ini menarik untuk disaksikan karena kedua tim berasal dari kota yang sama,
Masta
City (Kota Manis Mata). Menurut panitia penyelenggara semua tiket telah
terjual habis. Hal itu tentu dirasa wajar karena pertandingan penentu ini penuh
gengsi dan tentu layak untuk disaksikan. Cuaca di Stadion Hutan Rimba pada laga penentu ini cerah dan bias sinar
mentari cukup menyengat kulit.
Sejak peluit wasit melengking di tengah teriknya
mentari tanda babak pertama dimulai, jual-beli serangan diperagakan kedua tim.
Tekanan berulang-ulang dilakukan pemain Masta
Super menggempur pertahanan SFC.
Akan tetapi, serangan-serangannya selalu mengalami kebuntuan dikarenakan
bek-bek tangguh SFC selalu berhasil menghalau bola menjauh dari kotak pinalti.
Peluang emas Masta Super saat pemain
tengahnya berhasil mengirimkan bola ke daerah pertahanan SFC dan kemudian disambut sundulan pemain bernomor punggung 8 (Adi) yang memang tak terkawal bek SFC menyambut bola dengan sundulannya
dan mengarah ke sudut gawang, beruntung penampilan gemilang Yoga Valdes yang memang dipercayakan Morisay terlebih dulu tampil di bawah mistar berhasil menghalau bola
ke luar gawang. Keasyikan menyerang tim Masta
Super lengah di lini pertahanan. Saat umpan silang Youyun pada sang kapten Joji
(Si Phyton) yang beroperasi di sayap
kiri berhasil membawa bola ke dalam kotak pinalti Masta Super dan dengan tendangan berkelas dari sudut yang sempit Si Phyton berhasil menyarangkan si
kulit bundar ke dalam gawang Masta Super. Tendangan tersebut sangat sulit diantisipasi
kiper dikarenakan bergaya pisang, lengkapnya: ”tendangan pisang molen ala Phyton”. Tentu gol berkelas tersebut langsung disambut
tepuk tangan dan riuhnya suara penonton pendukung setia SFC, Capel “Cahaya Pelajar”. SFC unggul 1-0 atas Masta Super di menit 15. Tak berselang
lama giliran Aan yang memperoleh
peluang dari sayap kiri, sayangnya tendangannya berhasil diblok kiper Masta Super. Akan tetapi, bola tersebut
masih memantul jauh, namun dekat dengan Aan,
tak menyia-nyiakan kesempatan yang datang dua kali, Aan langsung menyambarnya dengan kaki kanan, bola pun bersarang di
dalam gawang Masta Super untuk kedua
kalinya. SFC unggul 2-0 atas Masta Super
di menit 22.
Untuk memperkuat lini sayap kanan dan tentunya
strategi Morisay untuk
mempertahankan keunggulan pergantian pemain pun dilakukan. Kali ini Heru yang beroperasi di sayap kanan dan
memang terlihat tidak tampil semaksimal biasanya ditarik keluar dan digantikan
oleh Miswan Ende. Strategi ini pun
berhasil mempertahankan keunggulan 2-0 SFC
atas Masta Super dan kedudukan ini bertahan hingga turun
minum.
Peluit wasit pun memanggil dibabak kedua,
priiiittt, melengking, seolah-olah meneriakkan, ‘Ayo bertanding kembali’ di
babak kedua. Kedua tim pun kembali memasuki lapangan dan bertukar tempat.
Dibabak kedua ini kepimpinan wasit mulai goyah, condong, dan berpihak pada
lawan. Hal itu terlihat dari pelanggaran-pelanggaran keras pemain Masta Super benar-benar tak bermasalah bagi
wasit dan sebaliknya pelanggaran-pelanggaran kecil yang dilakukan SFC, dinilai salah oleh wasit. Alhasil,
5 menit babak kedua saat terjadi kemelut di gawang SFC ketika Miswan Ende
hendak mengahalau bola, bola justru tertahan oleh kaki lawan yang juga melakukan
tendangan terhadap bola akibatnya kaki sama-sama beradu di antara bola, dan hal
itu dinilai pelanggaran, wasit pun menunjuk titik putih. Kejadian itu tentu menuai protes dari
pemain-pemain SFC. Akan tetapi,
wasit tak bergeming pada keputusannya. Apalah daya para pemain SFC, keputusan ada pada pengadil
lapangan yang tak adil. Pinalti pun dilakukan oleh Sopian (7), dan berhasil menyarangkan bola ke sudut kanan bawah
gawang. Skor pun menipis di awal babak kedua, 2-1.
Insiden demi inseden setelah gol terjadi kian
memilukan hati. Kepimpinan wasit sore itu benar-benar menyayat perasaan,
benar-benar menyulut bara dalam darah pemuda pemain SFC. Hal itu terjadi saat kemelut yang kedua kalinya terjadi di
dalam kotak pinalti SFC. Saat Yoga Valdes keluar dari sarangnya untuk
mengamankan gawangnya justru tertabrak oleh pemain Masta Super. Celakanya, wasit tak menganggap itu sebagai sebuah
pelanggaran. Bola tetap bergulir, dan kemudian dieksekusi ke arah gawang oleh
pemain Masta Super. Beruntung bola
melebar dari mulut gawang yang memang tak terkawal lagi karena Yoga Valdes telah terkulai tak
berdaya. Protes untuk yang kesekian kalinya pun dilakukan. Akan tetapi, wasit
tetap berpegang teguh pada pendiriannya yang “keliru”. Bara pemuda semakin
kian tesulut apalagi setelah melihat Yoga
Valdes kepalanya mengeluarkan bercak darah dan lengan kirinya terkilir tak berdaya. Kiper utama SFC,
Kandar Casilas pun dimasukkan
menggantikan Yoga Valdes yang tak
sanggup melanjutkan pertandingan.
Penampilan kiper utama SFC ini pun sangat meyakinkan karena
selalu berhasil mengamankan si kulit
bundar ke dalam pelukannya. Beberapakali umpan silang pemain Masta Super yang langsung masuk ke
dalam kotak pinalti berhasil ia potong dengan tangkapan mautnya.
Sepandai-pandai tupai melompat akan jatuh jua. Pepatah lama itupun layak
disematkan pada Kandar Casilas.
Setelah sekian menit tampil gemilang, kini harus memungut bola dari dalam
gawangnya karena pemain Masta Super
(10) berhasil memanfaatkan kesalahan bek tangguh SFC, D’Yadhy yang
terjatuh saat mengontrol bola. Bola pun berhasil dibawa masuk ke dalam kotak pinalti
dan menendangnya dengan keras ke arah gawang sehingga tak dapat dibendung Kandar Casilas. Skor pun imbang 2-2
dimenit 70.
Peluang demi peluang dan
benturan-demi benturan silih berganti, namun skor tak berubah tetap 2-2. Tak
hanya itu, sikap ketidakadilan wasit juga tak kunjung berubah. Hal itu terlihat
dari dihadiahinya pemain tengah SFC,
Hadi, yang saat melakukan tendangan salto di udara kakinya sedikit
membentur kepala pemain belakang Masta
Super yang hendak menyundul bola. Padahal jauh sebelum peristiwa itu, kiper
SFC berbenturan bahkan sampai berdarah namun wasit tak menilai pelanggaran
apalagi sampai mengeluarkan kartu kuning. Selain itu, peristiwa ketidakadilan
wasit yang lainnya adalah saat pemain belakang Masta Super menahan bola menggunakan dada dan bola terpantul
mengenai tangan, wasit tak memperkarakannya sebagai sebuah pelanggaran. Dampak
dari kepimpinan wasit yang semakin menyulut bara dalam darah pemuda SFC tak terbendung lagi, bara itu
menyala, dan berkobar-kobar. Hal itu disebabkan oleh, lagi-lagi pemain Masta Super ingin menciderai kiper SFC. Kali ini pemain bernomor
punggung10 menendang dengan kerasnya bola yang sudah dalam penguasaan Kandar Casilas. Semua pemain pun emosi,
perkelahian hampir saja terjadi, beruntung bara yang berkobar tak sampai
membuat kedua tim adu jotos karena
panitia dan kepala adat segera masuk ke dalam lapangan merelai. Selain itu, kepala
keamaan SFC, Mahyudin disertai kru SFC
pun ikut menenangkan pemain. Lagi-lagi kiper SFC cidera akibat dari benturan tersebut. Beruntung tim medis yang
dikomando Ketua OSIS, Arief bersama anggota sigap memberikan
pertolongan dan Kandar Casilas pun
dapat melanjutkan pertandingan.
Menyadari
waktu semakin tipis, sedangkan skor tetap tak berubah, yaitu 2-2. Kedua tim melakukan pergantian pemain. SFC
menarik keluar Miswan Ende dan
measukkan Bocex, dengan harapan
dapat memperkuat lini sayap. Tak lama berselang Morisay menarik pemain tengah SFC, Wahyu dan memasukkan pemain senior Jimmy Napitupulu. Akan tetapi, pergantian ini tidak juga memberikan
perubahan. Skor duobebek (2-2)
bertahan hingga peluit panjang wasit berbunyi. Oleh sebab itu, pertandingan
bergengsi ini harus dituntaskan dengan drama
adu pinalti. Morisay menurunkan
algojo-algonjonya, yaitu Aan, Youyun, Jimmy, Hadi, dan Piddri. semua Algojo SFC sukses menyarangkan bola ke dalam
pelukan jaring gawang, sedangkan Masta
Super hanya mampu menyarangkan si kulit
bundar sebanyak 3x saja. Hal itu disebabkan oleh penampilan heroik kiper
utama SFC si Kandar Casilas yang
sukses menggagalkan dua eksekutor Masta
Super. Eksekutor Masta Super
yang ke 4 dan 5 (Galuh, eitss! Bukan Galuh kekasih S*****N, yaaaa!) gagal
menerobos pertahanan Kandar Casilas,
sedangkan eksekutor ke 4 SFC, Hadi, berhasil mengayunkan manja si kulit bundar ke dalam jaring gawang.
Dengan demikian eksekutor terakhir SFC
tidak perlu melakukan tendagan pinalti dikarenakan SFC telah unggul selisih gol. Drama adu pinalti berakhir dengan
kemenangan SFC 4-3 atas Masta Super. SFC berhak mengantongi tiket menuju semifinal (4 besar) dan berhak mendampingi Sedau FC. Maaf! Wartawan
tidak sepenuhnya bisa melaporkan situasi saat drama adu pinalti berlangsung
dikarenakan wartawan lagi dan lagi bersembunyi di balik rimbunnya semak belukar
Hutan Stadion ha ha ha ha! “harap-harap cemas dalam doa!”
By:
Lima Sahabat Pena