Selasa, 01 Mei 2012

SFC Melaju Ke SEMIFINAL


SFC Melaju Ke SEMIFINAL


Hut Asam- Partai penentu siapakah tim pull A yang akan melaju ke semifinal mendampingi Sedau FC yang lebih dulu memastikan diri setelah menaklukkan Riam Danau dengan skor telak 6-0 tersuguhkan  Rabu, 18 April 2012  mempertemukan SFC (SMA Football Club) berhadapan dengan Masta Super. Pertandingan kali ini menarik untuk disaksikan karena kedua tim berasal dari kota yang sama, Masta City (Kota Manis Mata). Menurut panitia penyelenggara semua tiket telah terjual habis. Hal itu tentu dirasa wajar karena pertandingan penentu ini penuh gengsi dan tentu layak untuk disaksikan. Cuaca di Stadion Hutan Rimba pada laga penentu ini cerah dan bias sinar mentari cukup menyengat kulit.
Sejak peluit wasit melengking di tengah teriknya mentari tanda babak pertama dimulai, jual-beli serangan diperagakan kedua tim. Tekanan berulang-ulang dilakukan pemain Masta Super menggempur pertahanan SFC. Akan tetapi, serangan-serangannya selalu mengalami kebuntuan dikarenakan bek-bek tangguh SFC selalu berhasil menghalau bola menjauh dari kotak pinalti. Peluang emas Masta Super saat pemain tengahnya berhasil mengirimkan bola ke daerah pertahanan SFC dan kemudian disambut sundulan pemain bernomor punggung 8 (Adi) yang memang tak terkawal bek SFC menyambut bola dengan sundulannya dan mengarah ke sudut gawang, beruntung penampilan gemilang Yoga Valdes  yang memang dipercayakan Morisay terlebih dulu tampil di bawah mistar berhasil menghalau bola ke luar gawang. Keasyikan menyerang tim Masta Super lengah di lini pertahanan. Saat umpan silang Youyun pada sang kapten Joji (Si Phyton) yang beroperasi di sayap kiri berhasil membawa bola ke dalam kotak pinalti Masta Super dan dengan tendangan berkelas dari sudut yang sempit Si Phyton berhasil menyarangkan si kulit bundar ke dalam gawang Masta Super.  Tendangan tersebut sangat sulit diantisipasi kiper dikarenakan bergaya pisang, lengkapnya: ”tendangan pisang molen ala Phyton”.  Tentu gol berkelas tersebut langsung disambut tepuk tangan dan riuhnya suara penonton pendukung setia SFC, CapelCahaya Pelajar”. SFC unggul 1-0 atas Masta Super di menit 15. Tak berselang lama giliran Aan yang memperoleh peluang dari sayap kiri, sayangnya tendangannya berhasil diblok kiper Masta Super. Akan tetapi, bola tersebut masih memantul jauh, namun dekat dengan Aan, tak menyia-nyiakan kesempatan yang datang dua kali, Aan langsung menyambarnya dengan kaki kanan, bola pun bersarang di dalam gawang Masta Super untuk kedua kalinya. SFC unggul 2-0 atas Masta Super di menit 22.
Untuk memperkuat lini sayap kanan dan tentunya strategi Morisay untuk mempertahankan keunggulan pergantian pemain pun dilakukan. Kali ini Heru yang beroperasi di sayap kanan dan memang terlihat tidak tampil semaksimal biasanya ditarik keluar dan digantikan oleh Miswan Ende. Strategi ini pun berhasil mempertahankan keunggulan 2-0 SFC atas Masta Super   dan kedudukan ini bertahan hingga turun minum.
Peluit wasit pun memanggil dibabak kedua, priiiittt, melengking, seolah-olah meneriakkan, ‘Ayo bertanding kembali’ di babak kedua. Kedua tim pun kembali memasuki lapangan dan bertukar tempat. Dibabak kedua ini kepimpinan wasit mulai goyah, condong, dan berpihak pada lawan. Hal itu terlihat dari pelanggaran-pelanggaran keras pemain Masta Super benar-benar tak bermasalah bagi wasit dan sebaliknya pelanggaran-pelanggaran kecil yang dilakukan SFC, dinilai salah oleh wasit. Alhasil, 5 menit babak kedua saat terjadi kemelut di gawang SFC ketika Miswan Ende hendak mengahalau bola, bola justru tertahan oleh kaki lawan yang juga melakukan tendangan terhadap bola akibatnya kaki sama-sama beradu di antara bola, dan hal itu dinilai pelanggaran, wasit pun menunjuk titik putih.  Kejadian itu tentu menuai protes dari pemain-pemain SFC. Akan tetapi, wasit tak bergeming pada keputusannya. Apalah daya para pemain SFC, keputusan ada pada pengadil lapangan yang tak adil. Pinalti pun dilakukan oleh Sopian (7), dan berhasil menyarangkan bola ke sudut kanan bawah gawang. Skor pun menipis di awal babak kedua, 2-1.
Insiden demi inseden setelah gol terjadi kian memilukan hati. Kepimpinan wasit sore itu benar-benar menyayat perasaan, benar-benar menyulut bara dalam darah pemuda pemain SFC. Hal itu terjadi saat kemelut yang kedua kalinya terjadi di dalam kotak pinalti SFC. Saat Yoga Valdes keluar dari sarangnya untuk mengamankan gawangnya justru tertabrak oleh pemain Masta Super. Celakanya, wasit tak menganggap itu sebagai sebuah pelanggaran. Bola tetap bergulir, dan kemudian dieksekusi ke arah gawang oleh pemain Masta Super. Beruntung bola melebar dari mulut gawang yang memang tak terkawal lagi karena Yoga Valdes telah terkulai tak berdaya. Protes untuk yang kesekian kalinya pun dilakukan. Akan tetapi, wasit tetap berpegang teguh pada pendiriannya yang “keliru”. Bara pemuda semakin
kian tesulut apalagi setelah melihat Yoga Valdes kepalanya mengeluarkan bercak darah dan lengan  kirinya terkilir tak berdaya. Kiper utama SFC,  Kandar Casilas pun dimasukkan menggantikan Yoga Valdes yang tak sanggup melanjutkan pertandingan.
            Penampilan kiper utama SFC ini pun sangat meyakinkan karena selalu berhasil mengamankan si kulit bundar ke dalam pelukannya. Beberapakali umpan silang pemain Masta Super yang langsung masuk ke dalam kotak pinalti berhasil ia potong dengan tangkapan mautnya. Sepandai-pandai tupai melompat akan jatuh jua. Pepatah lama itupun layak disematkan pada Kandar Casilas. Setelah sekian menit tampil gemilang, kini harus memungut bola dari dalam gawangnya karena pemain Masta Super (10) berhasil memanfaatkan kesalahan bek tangguh SFC, D’Yadhy yang terjatuh saat mengontrol bola. Bola pun berhasil dibawa masuk ke dalam kotak pinalti dan menendangnya dengan keras ke arah gawang sehingga tak dapat dibendung Kandar Casilas. Skor pun imbang 2-2 dimenit 70.
            Peluang demi peluang dan benturan-demi benturan silih berganti, namun skor tak berubah tetap 2-2. Tak hanya itu, sikap ketidakadilan wasit juga tak kunjung berubah. Hal itu terlihat dari dihadiahinya pemain tengah SFC, Hadi, yang saat melakukan tendangan salto di udara kakinya sedikit membentur kepala pemain belakang Masta Super yang hendak menyundul bola. Padahal jauh sebelum peristiwa itu, kiper SFC berbenturan bahkan sampai berdarah namun wasit tak menilai pelanggaran apalagi sampai mengeluarkan kartu kuning. Selain itu, peristiwa ketidakadilan wasit yang lainnya adalah saat pemain belakang Masta Super menahan bola menggunakan dada dan bola terpantul mengenai tangan, wasit tak memperkarakannya sebagai sebuah pelanggaran. Dampak dari kepimpinan wasit yang semakin menyulut bara dalam darah pemuda SFC tak terbendung lagi, bara itu menyala, dan berkobar-kobar. Hal itu disebabkan oleh, lagi-lagi pemain Masta Super ingin menciderai kiper SFC. Kali ini pemain bernomor punggung10 menendang dengan kerasnya bola yang sudah dalam penguasaan Kandar Casilas. Semua pemain pun emosi, perkelahian hampir saja terjadi, beruntung bara yang berkobar tak sampai membuat kedua tim adu jotos karena panitia dan kepala adat segera masuk ke dalam lapangan merelai. Selain itu, kepala keamaan SFC, Mahyudin disertai kru SFC pun ikut menenangkan pemain. Lagi-lagi kiper SFC cidera akibat dari benturan tersebut. Beruntung tim medis yang dikomando Ketua OSIS, Arief bersama anggota sigap memberikan pertolongan dan Kandar Casilas pun dapat melanjutkan pertandingan.  
            Menyadari waktu semakin tipis, sedangkan skor tetap tak berubah, yaitu 2-2.  Kedua tim melakukan pergantian pemain.      SFC menarik keluar Miswan Ende dan measukkan Bocex, dengan harapan dapat memperkuat lini sayap. Tak lama berselang Morisay menarik pemain tengah SFC, Wahyu dan memasukkan pemain senior Jimmy Napitupulu. Akan tetapi, pergantian ini tidak juga memberikan perubahan. Skor duobebek (2-2) bertahan hingga peluit panjang wasit berbunyi. Oleh sebab itu, pertandingan bergengsi ini harus dituntaskan dengan drama adu pinalti. Morisay menurunkan algojo-algonjonya, yaitu Aan, Youyun, Jimmy, Hadi, dan Piddri. semua Algojo SFC sukses menyarangkan bola ke dalam pelukan jaring gawang, sedangkan Masta Super hanya mampu menyarangkan si kulit bundar sebanyak 3x saja. Hal itu disebabkan oleh penampilan heroik kiper utama SFC si Kandar Casilas yang sukses menggagalkan dua eksekutor Masta Super. Eksekutor Masta Super yang ke 4 dan 5 (Galuh, eitss! Bukan Galuh kekasih S*****N, yaaaa!) gagal menerobos pertahanan Kandar Casilas, sedangkan eksekutor ke 4 SFC, Hadi, berhasil mengayunkan manja si kulit bundar ke dalam jaring gawang. Dengan demikian eksekutor terakhir SFC tidak perlu melakukan tendagan pinalti dikarenakan SFC telah unggul selisih gol. Drama adu pinalti berakhir dengan kemenangan SFC 4-3 atas Masta Super. SFC berhak mengantongi tiket menuju semifinal (4  besar) dan berhak mendampingi Sedau FC. Maaf! Wartawan tidak sepenuhnya bisa melaporkan situasi saat drama adu pinalti berlangsung dikarenakan wartawan lagi dan lagi bersembunyi di balik rimbunnya semak belukar Hutan Stadion ha ha ha ha! “harap-harap cemas dalam doa!”                                                     
 By: Lima Sahabat Pena