Selasa, 01 Mei 2012

SFC Juara Grup A


SFC Juara Grup A


Hut Asam- Partai penentu juara grup A mempertemukan Putra  Mandala yang berasal dari Sedau berhadapan dengan tim bermaterikan pemain-pemain muda dan memiliki skill rata-rata pemain Eropa, yaitu SFC (SMA Football Club) yang berasal dari Masta City, tersuguhkan di Stadion Hutan Rimba Asam pada Jumat, 20 April 2012. Pertandingan penentu ini disaksikan oleh jutaan pasang mata di bawah naungan langit mendung stadion. Menurut panitia penyelenggara tiket telah terjual habis. Hal itu dapat terlihat dari penuhnya parkiran kendaraan dan kursi tribun pun sudah tak terlihat lagi karena penuh oleh penonton. Bahkan, penonton yang tak kebagian kursi terpaksa berdiri di tepi lapangan demi dapat menyaksikan secara langsung pertandingan penentu ini.
            SFC pada pertandingan penentu ini tidak sepenuhnya bermaterikan pemain inti. Deny yang biasanya dikursicadangkan kali ini diturunkan sebagai pemain utama menempati posisi pemain tertinggi SFC, D’Yadhy di bek kanan, sedangkan di lini tengah  Bocex diduetkan dengan Tri Sandi menggantikan Wahyu yang tidak bisa berlaga dikarenakan sakit. Hadi yang biasa beroperasi di lini tengah kini ditempatkan di sayap kiri. Joji  mengisi sayap kanan, hanya saja derajatnya sedikit turun dikarenakan ban kapten tak lagi melingkar di lengannya dikarenakan Si Phyton tak berani memerotes wasit saat janggal dalam memimpin laga, sebagai penggantinya kini pemain depan SFC, Aan yang dipercayakan Morisay sebagai kapten. Piddin dipercakan sebagai starter mendampingi Aan, menggantikan Messinya SFC: Youyun.  Formasi SFC kali ini mengutamakan pertahanan, yaitu 5-3-2.
            Sejak peluit wasit berbunyi pertanda babak pertama dimulai serangan demi serangan dari kedua kesebelasan silih berganti. Akan tetapi, serangan demi serangan tersebut selalu saja kandas di sektor pertahanan. Peluang emas SFC terlahir dari Si Phyton, Joji yang berhasil menusuk jantung pertahanan Putra Mandala dari sektor sebelah kanan dan berhasil masuk ke dalam kotak pinalti. Sayang, tendangan kerasnya masih melayang di atas mistar gawang Putra Mandala. Tidak hanya itu, duo striker SFC juga sama-sama memiliki peluang hanya saja eksekusi bola dari luar kotak pinalti selalu tidak tepat sasaran dan terlampau lemah sehingga mudah saja dikuasai kiper Putra Mandala. Sepuluh menit menjelang turun minum atap Stadion Hutan Rimba yang sebelumnya mendung kini runtuh. Runtuhan tersebut ditandai oleh rintikan hujan yang kian deras. Beruntung, pemain-pemain SFC telah terbiasa bermain di laga Eropa yang bisanya bermain di tengah dinginnya dekapan salju.
Melihat papan skor yang tak kunjung berubah serta hujanpun kian lebatnnya. Morisay memutuskan untuk menarik keluar Tri Sandi dan memasukkan Miswan Ende dengan harapan formasi kemenangan kembali dimainkan, yaitu 4-4-2. Hadi kembali pada posisinya bermain di tengah sedangkan Miswan Ende beroperasi di sektor sayap kiri. Akan tetapi, derasnya hujan dan pergantian pemain ini tidak mengubah kedudukan. Skor kacamata pun bertahan hingga turun minum.
            Derasnya hujan yang mengguyur stadion tak menjadikan laga penentu juara grup A ini terhenti. Hal itu dibuktikan oleh paraunya suara peluit wasit menyeru kedua tim untuk  segera kembali berlaga. Kondisi lapangan yang becek  karena genangan air sedikit menyulitkan permainan one-two kedua tim. Akibatnya, permainan dengan bola-bola panjang pun diperagakan.
Babak kedua ini, kedua tim melakukan pergantian pemain. Morisay dan asisten pelatih Jimmy memutuskan menarik keluar Piddin dan memasukkan Messinya SMA, Youyun dengan harapan dapat mengubah kedudukan. Untuk memperkuat lini belakang Deny ditarik keluar dan digantikan oleh Yadhy. 
Pergantian pemain ini membuahkan hasil. Saat bek tangguh SFC, Bambang menghalau bola dengan kerasnya dan langsung tertuju pada pertahanan Putra Mandala. Bola tersebut berhasil dikuasai Si Phyton Joji yang memang tak terkawal bek Putra Mandala dan berhasil memasuki daerah kotak pinalti. Dengan tendangan keras kaki kirinya berhasil menyarangkan bola ke dalam pelukan jaring gawang Putra Mandala. SFC unggul 1-0 di babak kedua atas Putra Mandala. Sayang, gol ini harus diciderai oleh hadiah kartu kuning yang diberikan wasit kepada Si Phyton karena selebrasi yang berlebihan dengan bergaya membuka baju. Padahal, cuaca sangat dingin karena guyuran hujan. Maklum saja, jiwa ular Phyton memaksanya untuk bergaya.
Keunggulan 1-0 ini membuat Morisay harap-harap cemas karena serangan bertubi-tubi Putra Mandala yang berambisi menyamakan kedudukan terus gencar dilakukan. Oleh sebab itu, pergantian pemain untuk yang ke empat kalinya pun dilakukan. Pergantian kali ini Bocex ditarik keluar dan digantikan oleh Heru. Dengan demikian Miswan Ende beroperasi di lini tengah sedangkan Heru mengisi sayap kanan. Pergantian pemain ini berhasil menciptakan peluang emas SFC. Peluang itu tercipta dari Messinya SFC  yang berhasil membawa bola masuk ke dalam kota pinalti, sayangnya tendangan kerasnya berhasil diblog kiper Mandala. Akan tetapi, bola tersebut sempat terlepas dari penguasaan kiper. Dengan sigap Youyun mengayunkan tendangannya dan berhasil menyarangkan bola ke dalam gawang. Sayangnya, gol ini dianulir wasit dikarenakan bola telah ditangkap kiper. Kejadian yang sama juga dialami pemain Putra Mandala saat berhasil menyarangkan bola ke dalam gawang Kandar Casilas. Skor 1-0 pun bertahan hingga peluit panjang wasit sayup-sayup melengking ditengah derasnya hujan pertanda permainan usai.  Dengan demikian, SFC diapstikan keluar sebagai juara grup A. Senin, 23 April 2012 SFC akan dipertemukan dengan runner-up Pull B untuk menentukan langkah menuju final. Mampukan SFC mempertahankan rekor tak terkalahkan? Kita tunggu saja episode selanjutnya. By: Lima Sahabat Pena

SFC Melaju Ke SEMIFINAL


SFC Melaju Ke SEMIFINAL


Hut Asam- Partai penentu siapakah tim pull A yang akan melaju ke semifinal mendampingi Sedau FC yang lebih dulu memastikan diri setelah menaklukkan Riam Danau dengan skor telak 6-0 tersuguhkan  Rabu, 18 April 2012  mempertemukan SFC (SMA Football Club) berhadapan dengan Masta Super. Pertandingan kali ini menarik untuk disaksikan karena kedua tim berasal dari kota yang sama, Masta City (Kota Manis Mata). Menurut panitia penyelenggara semua tiket telah terjual habis. Hal itu tentu dirasa wajar karena pertandingan penentu ini penuh gengsi dan tentu layak untuk disaksikan. Cuaca di Stadion Hutan Rimba pada laga penentu ini cerah dan bias sinar mentari cukup menyengat kulit.
Sejak peluit wasit melengking di tengah teriknya mentari tanda babak pertama dimulai, jual-beli serangan diperagakan kedua tim. Tekanan berulang-ulang dilakukan pemain Masta Super menggempur pertahanan SFC. Akan tetapi, serangan-serangannya selalu mengalami kebuntuan dikarenakan bek-bek tangguh SFC selalu berhasil menghalau bola menjauh dari kotak pinalti. Peluang emas Masta Super saat pemain tengahnya berhasil mengirimkan bola ke daerah pertahanan SFC dan kemudian disambut sundulan pemain bernomor punggung 8 (Adi) yang memang tak terkawal bek SFC menyambut bola dengan sundulannya dan mengarah ke sudut gawang, beruntung penampilan gemilang Yoga Valdes  yang memang dipercayakan Morisay terlebih dulu tampil di bawah mistar berhasil menghalau bola ke luar gawang. Keasyikan menyerang tim Masta Super lengah di lini pertahanan. Saat umpan silang Youyun pada sang kapten Joji (Si Phyton) yang beroperasi di sayap kiri berhasil membawa bola ke dalam kotak pinalti Masta Super dan dengan tendangan berkelas dari sudut yang sempit Si Phyton berhasil menyarangkan si kulit bundar ke dalam gawang Masta Super.  Tendangan tersebut sangat sulit diantisipasi kiper dikarenakan bergaya pisang, lengkapnya: ”tendangan pisang molen ala Phyton”.  Tentu gol berkelas tersebut langsung disambut tepuk tangan dan riuhnya suara penonton pendukung setia SFC, CapelCahaya Pelajar”. SFC unggul 1-0 atas Masta Super di menit 15. Tak berselang lama giliran Aan yang memperoleh peluang dari sayap kiri, sayangnya tendangannya berhasil diblok kiper Masta Super. Akan tetapi, bola tersebut masih memantul jauh, namun dekat dengan Aan, tak menyia-nyiakan kesempatan yang datang dua kali, Aan langsung menyambarnya dengan kaki kanan, bola pun bersarang di dalam gawang Masta Super untuk kedua kalinya. SFC unggul 2-0 atas Masta Super di menit 22.
Untuk memperkuat lini sayap kanan dan tentunya strategi Morisay untuk mempertahankan keunggulan pergantian pemain pun dilakukan. Kali ini Heru yang beroperasi di sayap kanan dan memang terlihat tidak tampil semaksimal biasanya ditarik keluar dan digantikan oleh Miswan Ende. Strategi ini pun berhasil mempertahankan keunggulan 2-0 SFC atas Masta Super   dan kedudukan ini bertahan hingga turun minum.
Peluit wasit pun memanggil dibabak kedua, priiiittt, melengking, seolah-olah meneriakkan, ‘Ayo bertanding kembali’ di babak kedua. Kedua tim pun kembali memasuki lapangan dan bertukar tempat. Dibabak kedua ini kepimpinan wasit mulai goyah, condong, dan berpihak pada lawan. Hal itu terlihat dari pelanggaran-pelanggaran keras pemain Masta Super benar-benar tak bermasalah bagi wasit dan sebaliknya pelanggaran-pelanggaran kecil yang dilakukan SFC, dinilai salah oleh wasit. Alhasil, 5 menit babak kedua saat terjadi kemelut di gawang SFC ketika Miswan Ende hendak mengahalau bola, bola justru tertahan oleh kaki lawan yang juga melakukan tendangan terhadap bola akibatnya kaki sama-sama beradu di antara bola, dan hal itu dinilai pelanggaran, wasit pun menunjuk titik putih.  Kejadian itu tentu menuai protes dari pemain-pemain SFC. Akan tetapi, wasit tak bergeming pada keputusannya. Apalah daya para pemain SFC, keputusan ada pada pengadil lapangan yang tak adil. Pinalti pun dilakukan oleh Sopian (7), dan berhasil menyarangkan bola ke sudut kanan bawah gawang. Skor pun menipis di awal babak kedua, 2-1.
Insiden demi inseden setelah gol terjadi kian memilukan hati. Kepimpinan wasit sore itu benar-benar menyayat perasaan, benar-benar menyulut bara dalam darah pemuda pemain SFC. Hal itu terjadi saat kemelut yang kedua kalinya terjadi di dalam kotak pinalti SFC. Saat Yoga Valdes keluar dari sarangnya untuk mengamankan gawangnya justru tertabrak oleh pemain Masta Super. Celakanya, wasit tak menganggap itu sebagai sebuah pelanggaran. Bola tetap bergulir, dan kemudian dieksekusi ke arah gawang oleh pemain Masta Super. Beruntung bola melebar dari mulut gawang yang memang tak terkawal lagi karena Yoga Valdes telah terkulai tak berdaya. Protes untuk yang kesekian kalinya pun dilakukan. Akan tetapi, wasit tetap berpegang teguh pada pendiriannya yang “keliru”. Bara pemuda semakin
kian tesulut apalagi setelah melihat Yoga Valdes kepalanya mengeluarkan bercak darah dan lengan  kirinya terkilir tak berdaya. Kiper utama SFC,  Kandar Casilas pun dimasukkan menggantikan Yoga Valdes yang tak sanggup melanjutkan pertandingan.
            Penampilan kiper utama SFC ini pun sangat meyakinkan karena selalu berhasil mengamankan si kulit bundar ke dalam pelukannya. Beberapakali umpan silang pemain Masta Super yang langsung masuk ke dalam kotak pinalti berhasil ia potong dengan tangkapan mautnya. Sepandai-pandai tupai melompat akan jatuh jua. Pepatah lama itupun layak disematkan pada Kandar Casilas. Setelah sekian menit tampil gemilang, kini harus memungut bola dari dalam gawangnya karena pemain Masta Super (10) berhasil memanfaatkan kesalahan bek tangguh SFC, D’Yadhy yang terjatuh saat mengontrol bola. Bola pun berhasil dibawa masuk ke dalam kotak pinalti dan menendangnya dengan keras ke arah gawang sehingga tak dapat dibendung Kandar Casilas. Skor pun imbang 2-2 dimenit 70.
            Peluang demi peluang dan benturan-demi benturan silih berganti, namun skor tak berubah tetap 2-2. Tak hanya itu, sikap ketidakadilan wasit juga tak kunjung berubah. Hal itu terlihat dari dihadiahinya pemain tengah SFC, Hadi, yang saat melakukan tendangan salto di udara kakinya sedikit membentur kepala pemain belakang Masta Super yang hendak menyundul bola. Padahal jauh sebelum peristiwa itu, kiper SFC berbenturan bahkan sampai berdarah namun wasit tak menilai pelanggaran apalagi sampai mengeluarkan kartu kuning. Selain itu, peristiwa ketidakadilan wasit yang lainnya adalah saat pemain belakang Masta Super menahan bola menggunakan dada dan bola terpantul mengenai tangan, wasit tak memperkarakannya sebagai sebuah pelanggaran. Dampak dari kepimpinan wasit yang semakin menyulut bara dalam darah pemuda SFC tak terbendung lagi, bara itu menyala, dan berkobar-kobar. Hal itu disebabkan oleh, lagi-lagi pemain Masta Super ingin menciderai kiper SFC. Kali ini pemain bernomor punggung10 menendang dengan kerasnya bola yang sudah dalam penguasaan Kandar Casilas. Semua pemain pun emosi, perkelahian hampir saja terjadi, beruntung bara yang berkobar tak sampai membuat kedua tim adu jotos karena panitia dan kepala adat segera masuk ke dalam lapangan merelai. Selain itu, kepala keamaan SFC, Mahyudin disertai kru SFC pun ikut menenangkan pemain. Lagi-lagi kiper SFC cidera akibat dari benturan tersebut. Beruntung tim medis yang dikomando Ketua OSIS, Arief bersama anggota sigap memberikan pertolongan dan Kandar Casilas pun dapat melanjutkan pertandingan.  
            Menyadari waktu semakin tipis, sedangkan skor tetap tak berubah, yaitu 2-2.  Kedua tim melakukan pergantian pemain.      SFC menarik keluar Miswan Ende dan measukkan Bocex, dengan harapan dapat memperkuat lini sayap. Tak lama berselang Morisay menarik pemain tengah SFC, Wahyu dan memasukkan pemain senior Jimmy Napitupulu. Akan tetapi, pergantian ini tidak juga memberikan perubahan. Skor duobebek (2-2) bertahan hingga peluit panjang wasit berbunyi. Oleh sebab itu, pertandingan bergengsi ini harus dituntaskan dengan drama adu pinalti. Morisay menurunkan algojo-algonjonya, yaitu Aan, Youyun, Jimmy, Hadi, dan Piddri. semua Algojo SFC sukses menyarangkan bola ke dalam pelukan jaring gawang, sedangkan Masta Super hanya mampu menyarangkan si kulit bundar sebanyak 3x saja. Hal itu disebabkan oleh penampilan heroik kiper utama SFC si Kandar Casilas yang sukses menggagalkan dua eksekutor Masta Super. Eksekutor Masta Super yang ke 4 dan 5 (Galuh, eitss! Bukan Galuh kekasih S*****N, yaaaa!) gagal menerobos pertahanan Kandar Casilas, sedangkan eksekutor ke 4 SFC, Hadi, berhasil mengayunkan manja si kulit bundar ke dalam jaring gawang. Dengan demikian eksekutor terakhir SFC tidak perlu melakukan tendagan pinalti dikarenakan SFC telah unggul selisih gol. Drama adu pinalti berakhir dengan kemenangan SFC 4-3 atas Masta Super. SFC berhak mengantongi tiket menuju semifinal (4  besar) dan berhak mendampingi Sedau FC. Maaf! Wartawan tidak sepenuhnya bisa melaporkan situasi saat drama adu pinalti berlangsung dikarenakan wartawan lagi dan lagi bersembunyi di balik rimbunnya semak belukar Hutan Stadion ha ha ha ha! “harap-harap cemas dalam doa!”                                                     
 By: Lima Sahabat Pena

SFC Menggulingkan SEGULING

SFC Menggulingkan SEGULING



Hut Asam- Partai bergengsi dan memang dinanti seluruh penggemar sepakbola di seluruh dunia, yaitu SFC (SMA Football Club) bertemu dengan Tunas Muda Seguling terjadi di leg pertama, Minggu, 15 April 2012. Partai ini penuh dengan gengsi disebabkan oleh, tim muda melawan tunas muda, sehingga pertandingan tentu akan menyuguhkan hal menarik,  sehingga layak dinanti dan dinikmati. Pada kenyataannya saat kedua tim memasuki Stadion Hutan Rimba, stadion langsung dipenuhi ribuan pasang mata.
            SFC pada pertandingan kali ini tidak mengubah skema pertandingan, tetap menggunakan formasi kemenangan 4-4-2. Susunan pemain juga tidak jauh berbeda dengan permainan saat pulang dengan tersenyum sewaktu menaklukkan Jalungga Muda dengan skor meyakinkan 3-1. Hanya saja, pada partai bergengsi kali ini, pelatih Morisay mempercayakan Piddin yang sebelumnya dikursicadangkan dimainkan awal, menempati posisi Heru yang biasanya beroperasi di sayap kiri.
            Sebelum peluit kick of dimulai wasit sempat kebingungan dikarenakan kedua tim sama-sama mengenakan kostum berwarna putih. Akan tetapi, keadaan ini tidak menjadikan partai bergengsi ini gagal untuk ditampilkan karena kedua kapten kesebelasan sama-sama siap tempur walau dalam kondisi serupa warna. Hasilnya lapangan dipenuhi warna yang sama, putih, hanya saja yang membedakan adalah lis kuning di pundak dan sponsor Bwin yang terpajang di dada pemain Tunas Muda Seguling. Pertandingan kali ini semakin terasa bergengsi karena tentu setiap pemain perlu kejelian khusus dan konsentrasi tingkat tinggi untuk membedakan mana lawan mana kawan agar tak salah dalam membagi bola.
            Peluit kick of tanda dimulainya pertandingan melengking di udara. Serangan demi serangan datang silih berganti dilakukan pemain SFC maupun Tunas Muda Seguling. Tidak bisa dipungkiri pertandingan kali ini dipenuhi benturan-benturan fisik karena kedua pemain sama-sama ingin menunjukkan penampilan terbaik sehingga ngotot untuk berjuang habis-habisan. Hal itu dibuktikan oleh seringnya terjadi pelanggaran-pelanggaran. Akan tetapi, hanya satu orang saja, yaitu pemain TM Seguling yang mengantongi kartu kuning. Selain itu, dampak dari benturan-benturan ini salah satu pilar pemain TM Seguling harus ditandu keluar lapangan dan digantikan karena cidera saat berbenturan dengan pemain SFC, Piddin.  Sebenarnya saat benturan pertama kali terjadi, pemain tersebut masih mampu bermain, sayangnya beturan kembali terulang, kali ini giliran si bengal Riki Rikardo yang sukses membuat pemain TM Seguling bernomor punggung 7 digantikan di 15 menit babak pertama. Sedangkan tim SFC menarik keluar Piddin dan digantikan oleh Miswan di menit 20 karena penampilannya kurang memuaskan.
            Dari sekian banyak obralan serangan babak pertama ini, tercatat sekali saja momen terbaik. Hal itu diciptakan oleh pemain SFC bernomor pungung 20, yaitu Youyun Messinya SFC ini berhasil menendang dengan kerasnya bola ke arah gawang TM Seguling, sayangnya masih dimentahkan mistar gawang. Sebenarnya pantulan bola tersebut masih dapat dieksekusi menjadi gol, sayangnya Youyun terburu-buru alias tergesa-gesa mengeluarkan tendangan akrobatiknya dengan salto melayang di udara, namun bola melenceng jauh dari mulut gawang. Sedangkan TM seguling tidak berhasil menciptakan peluang karena selalu digagalkan bek-bek tangguh SFC. Skor kacamata pun bertahan hingga turun minum.
            Kerasnya aroma pertandingan ternyata tidak hanya tercipta di tengah lapangan. Saat kedua tim turun minum sempat terjadi insiden pidana. Ofisial TM Seguling (A) tiba-tiba menghampiri ofisial SFC, Morisay, kemudian menarik lengan bajunya sampai sobek. Kejadian ini tidak sampai membuat kedua tim rusuh dikarenakn Morisay bersikap tenang dan tidak memberikan perlawanan. Sebenarnya ofisial TM Seguling memperkarakan kostum pertandingan dan menginginkan SFC mengganti kostum agar tidak serupa warna. Gagasan tersebut tentu ditolak oleh Morisay dan menyerahkan sepenuhnya kepada wasit. “Semua harus sesuai prosedur,” ungkap Morisay membela diri. Pada akhirnya, wasit memanggil kedua kapten kesebelasan untuk mendiskusikan prihal kostum. Kesepakatan pun didapatkan, kedua tim siap tempur dengan warna kostum yang sama.
            Babak kedua partai bergengsi ini kedua tim kembali memasuki lapangan dengan kostum yang berwarna sama, putih. TM Seguling lebih dulu melakukan perombakan pemain, sedangkan SFC melakukan pergantian pemain setelah beberapa menit babak kedua bergulir. Pergantian kali ini ialah  Heru masuk menggantikan Aan. Tak berselang lama Morisay memasukkan pemain tengah Bocex untuk mengantikan posisi Wahyu.
            Dengan beberapa tenaga baru itu menjadikan permainan semakin menarik. Kedua tim silih berganti melakukan serangan. Lagi-lagi SFC yang berhasil menciptakan peluang emas. Saat umpan silang (kalau tidak salah umpan dari Youyun, Joji, atau Heru, wartawan lupa, maklum saja berkonsentrasi menjaga pemain lawan, harus selalu fokus karna warna kostum ‘kan sama, he he) umpan tersebut ditujukan kepada Miswan yang berdiri bebas di belakang bek TM Seguling dan sundulannya berhasil memaksa si kulit bundar bersarang di dalam gawang TM Seguling. Sayangnya, gol ini dianulir wasit karena Miswan tidak hanya menanduk bola dengan kepala melainkan tangan juga.
            Menit-menit akhir pertandingan Morisay lagi-lagi melakukan pergantian pemain. Kali ini pemain senior (tertua) SFC, Jimmy  masuk menggantikan si phyton Joji. Akan tetapi, pergantian ini tidak juga memberikan perubahan. Skor kaca mata bertahan hingga peluit panjang wasit berbunyi. Oleh sebab itu, pertandingan bergengsi ini harus dituntaskan dengan drama adu pinalti. Morisay menurunkan algojo-algonjonya, yaitu Bocex, Hadi, Youyun, Jimmy, dan Piddri.
Dari lima algojo itu hanya Bocex yang gagal menyarangkan bola ke gawang, sedangkan TM Seguling hanya tiga orang yang berhasil menyarangkan bola ke gawang SFC. Drama berakhir dengan kemenangan SFC 4-3 atas Tunas Muda Seguling. SFC berhasil menggulingkan Seguling di fase 16 besar. Maaf! Wartawan tidak sepenuhnya bisa melaporkan situasi saat drama adu pinalti berlangsung dikarenakan wartawan bersembunyi di balik rimbunnya semak belukar ha ha ha ha! “harap-harap cemas!”                                                     
 By: Lima Sahabat Pena

SFC BERHASIL MENAKLUKKAN SP1 FC

SFC BERHASIL MENAKLUKKAN SP1 FC


 
HUT ASAM- Partai kedua (sore hari) mempertemukan tim tangguh SMA Negeri 1 Manis Mata (SMA Football Club) yang pada penampilan pertamanya pesta gol saat melawan Garibindang FC dengan skor telak 7-1, gol dipersembahkan oleh Aan 2, Youyun 2, Bambang 2, dan 1 gol yang dipersembahkan Bocex. Sedangkan hari ini (2 April 2012) SFC dipertemukan dengan tim yang berasal dari Kec. Air Upas, yaitu SP1 Poliplant Sarang Membuluh (SP1 Fc).
Sejak kick of  babak pertama dimulai, jual beli serangan kedua tim: SFC (SMA Football Club) vs SP 1 FC silih berganti. Peluang emas SP1 di menit 17 gagal menyentuh jaring karena dimentahkan oleh mistar gawang yang dikawal Yoga. Tendangan keras dari luar kotak pinalti dilakukan pemain SP1 bernomor punggung 3 (Wartawan tak mengetahui namanya) dimentahkan oleh mistar gawang.
Sedangkan peluang SFC berawal dari tendangan bebas, ialah Youyun Si Messinya SMA ini yang menjadi algojo mengeksekusi tendangan bebas. Sejauh mata memandang, Messinya SMA ini mengambil atau mengadopsi gaya tendangan ala CR 7. Tendangan bebasnya disambut sundulan bek andalan SMA, Bambang, namun sayang ditangkap oleh kiper SP1, lagi-lagi si kulit bundar gagal membelai jaring gawang.
Gol penantian suporter SFC: Capel (Cahaya Pelajar) akhirnya datang juga. Berawal dari umpan pemain tengah SFC, Joji (C) kepada striker SFC, Aan, yang memang berdiri bebas tanpa terkawal bek musuh berhasil menggiring bola masuk ke kotak pinalti dan mengecoh kiper SP1, dengan santainya bola bergulir ke sisi kanan kiper yang memang salah menerka bola.  SFC unggul1-0 di menit ke 31 atas SP 1.
Karena terlena dengan gol yang baru saja bersarang, pemain depan SFC terlena melihat striker Sp1 bernomor punggung 18 membagi bola di garis tengah dan langsung menendang dengan kerasnya si kulit bundar ke arah sudut kanan atas gawang yang dikawal Yoga, untungnya kiper lapis kedua SMA ini berhasil menunjukkan performa terbaiknya dengan menepis ke luar si kulit bundar dan bersarang di hutan stadion. Hampir saja SP1 menyamakan kedudukan. Skor 1-0 pun bertahan hingga turun minum.
Usai turun minum pelatih SFC, Morisay & Jimmy Napitupulu melakukan pergantian pemain, Miswan Ende digantikan Wahyu, Bocex digantikan Try Sandi, Aan digantikan Heru, sedangkan pada posisi bek Deny digantikan oleh Pidry. Perombakan pemain ini berbuah manis, menit ke 52 Messinya SFC, Youyun berhasil memanfaatkan kemelut yang terjadi di area kotak pinalti SP1, bola pun berhasil disarangkan di jaring gawang, SFC unggul 2-0 atas SP1. Kemelut ini tidak hanya berbuah gol, akan tetapi SP1 memiliki dobel kerugian karena kiper andalan mereka terpaksa ditandu ke luar lapangan akibat cidera dan terpaksa digantikan. 
Alih-alih menyamakan kedudukan, SP1 justru kebobolan yang ke 3 kalinya. Menit ke 70, Heru yang berperan menggantikan Aan berhasil memanfaatkan umpan sayap kanan, Joji menjadi sebuah gol. Tendangan kerasnya dari dalam kotak pinalti memang membentur mistar gawang, namun kiper pengganti SP1 justru salah mengantisipasi bola dan akhirnya bola mengenai belakang kepalanya dan bola pun tersenyum di jaring gawang. SFC unggul 3-0 atas SP1.
Untuk memperkuat lini belakang SFC, Morisay lagi-lagi melakukan pergantian pemain. Kali ini bek kanan, Yadhy digantikan oleh Slamet. Strategi inipun berhasil mencegah terjadinya gol balasan. Skor 3-0 bertahan hingga peluit panjang wasit ditiupkan.
Kemenangan SFC ini tentu menghasilkan senyum di hati para suporter setia SFC (Capel), pelatih Morisay beserta asisten pelatih, Mat Awal, kepala Medis SFC, yaitu Budy, dan kepala Gank Capel, Mr. Lamut (Mahyudin). Akan tetapi, kemenagan ini harus diwarnai kerugian uang sebesar Rp 100.000,-   dikarenakan ulah kapten (Joji of Phyton) yang kurang pengalaman dan pengetahuan mengenai aturan bola (apa guna lu nonton bola tiap malam coy!) sehingga dihadiahi kartu kuning oleh wasit. Hal itu diperparah lagi oleh si bengal Riki Rikardo yang sama-sama dihadiahi kartu kuning karena tidak menendang bola tetapi menendang kaki lawan! @50.000. Padahal Morisay menjanjikan uang jaminan itu untuk pesta di Kafe Mr.Lamut malam harinya, akhirnya gagal karena ulah mereka.  Wartawan tidak tahu mana yang BERAAAAAAAAT (sangkar, telur, atau burungnya? Silakan dipikirkan) yang jelas BERAAAAAAAATTTTTTTT!!!!!

SFC PULANG DENGAN TERSENYUM


SMAsta Post
Berita Olahraganya SMAN 1 Manis Mata

SFC pulang dengan TERSENYUM



Hut Asam- Berbekal semangat ’45 dan tekad mengulang kisah sukses memenangkan pertandingan, Tim SFC (SMA Football Club) berangkat ke medan laga. Pada pertandingan leg pertama ini, Rabu 11 April 2012, SFC dipertemukan dengan tim tangguh asal Kalimantan Tengah, Jalungga Muda. Pertandingan kali ini cuaca cukup bersahabat, Stadion Hutan Rimba dipayungi awan kelabu dengan rintikan grimis, menjadikan suasana pertandingan tak sepanas cuaca biasanya, yaitu sinar mentari begitu menyengat rasa.
            Tim SFC kali ini diperkuat oleh pemain-pemain yang memiliki skill kelas Eropa. Posisi penjaga gawang kali ini dikawal kiper utama SFC, yaitu Kandar Casilas. Sedangkan pada bek, Official Tim Jimmy Napitupulu dan Morisay mempercayakan pada si bengal Riki Rikardo pada bek kiri, Pidri dan Bambang bek tengah, dan pemain tertinggi SFC, D’Yadhy mengisi bek kanan. Hadi dan Wahyu dipercayakan mengisi lini tengah, sedangkan sayap kiri diisi oleh Heru, dan sayap kanan di tempati kapten kesebelasan SFC, Joji (Si Phyton). Messinya SFC, Youyun dan Aan’s mengisi lini depan. SFC tampil dengan formasi kemenangan: 4-4-2.
            Awal pertandingan Morisay cukup resah. Hal itu disebabkan oleh bek andalan SFC, Bambang (Si Kartu Merah) belum menampakkan batang hidungnya di lapangan, padahal daftar pemain telah diserahkan dan dibacakan panitia, bahkan sampai peluit wasit dibunyikan tanda kick-of  babak pertama dimulai. Oleh karena itu, sekitar lima menit babak pertama dimulai SFC diperkuat oleh sepuluh pemain saja. 
            Bekal semangat dan tekad yang kuat dari seluruh pemain membuat permainan SFC begitu hidup. Peluang demi peluang SFC datang bertubi-tubi, sayang Messinya SFC gagal memanfaatkannya. Tercatat dua kali tendangan Youyun di depan gawang Jalungga Muda, melayang di atas mistar gawang. Sedangkan peluang Aan’s selalu dimentahkan penjaga gawang dan sesekali melebar (mungkin karena gawangnya kurang lebar, he he     ). Akan tetapi, tidak untuk Si Phyton, Joji  (C), saat terjadi kemelut di kotak pinalti Jalungga Muda, ia berhasil menyarangkan si kulit bundar ke pelukan jaring dengan tendangan ular phytonnya, 1-0 SFC unggul atas Jalungga Muda di menit 12 babak pertama dan skor ini pun bertahan hingga turun minum.
Statistik pertandingan menunjukan 45 menit babak pertama ini 90 % dikuasai SFC sedangkan Jalungga Muda hanya 10 % saja. Hal itu wajar saja karena mengingat serangan-serangan Jalungga Muda selalu saja dimentahkan bek-bek andalan SFC di garis tengah, bahkan kiper SFC Kandar Casilas, sempat mengeluh dan jenuh karena bola enggan menghampiri gawangnya. Selain itu, tercatat  dua kali tendangan bebas dan enam kali tendangan penjuru untuk SFC. Sedangkan Jalungga Muda hanya tercatat satu kali melepaskan tendangan ke arah gawang SFC, sayangnya masih beberapa senti saja di atas mistar gawang.
Usai turun minum kedua tim, SFC dan Jalungga Muda melakukan pergantian pemain. Sayangnya pergantian pemain yang dilakukan oleh Oficial Jalungga Muda tidak sesuai standar FIFA. Tiba-tiba saja kiper yang sebelumnya tua dan berkumis, berubah menjadi muda dan kumisnya hilang seketika. Hal itu tentu membingungkan wasit, akibatnya permainan babak kedua sempat terhenti lima menit dan Oficial Jalungga Muda dihadiahi kartu kuning. Kejadian tersebut dihadiahi tepuk tangan dan riuhnya sorakan penonton dan suporter SFC, Capel (Cahaya Pelajar).
Babak kedua ini serangan demi serangan kedua tim (SFC vs Jalungga Muda) silih berganti. Akan tetapi, SFC lebih dulu memetik hasil. Hal itu berkat kerjasama Youyun dan Aan’s, yang kemudian tendangan keras kaki kiri Aan’s berhasil memebuat jaring gawang Jalungga Muda bergetar untuk kedua kalinya. SFC unggul 2-0 atas Jalungga Muda di menit 61. Jalungga muda hampir saja menipiskan skor saat terjadi kemelut di kotak pinalti SFC, beruntung penampilan gemilang Yoga, yang masuk menggantikan kiper utama, Kandar, berhasil mementahkan peluang-peluang Jalungga Muda dan tercatat sekali saja bola membentur tiang gawang. Jerih payah Jalungga Muda menipiskan skor pun berhasil di menit 71, berawal dari tendangan keras mendatar pemain bernomor punggung 7 dari luar kotak pinalti. Sebenarnya tendangan tersebut berhasil diantisipasi Yoga, sayangnya bola terlepas dari pelukan Yoga dan perlahan bergulir menerobos jaring gawang. “Bolanya mantul karena tanah tidak rata,” ungkap Yoga pada wartawan, menutupi kesalahannya. Skor pun menipis 2-1 di menit 71.
Keadaan ini tentu membuat Morisay dan Jimmy harap-harap cemas. Oleh karena itu, pergantian pemain untuk kesekian kalinya pun dilakukan. Heru ditarik keluar digantikan oleh Piddin, Aan’s digantikan oleh Miswan, dan Wahyu digantikan Bocex. Strategi ini berhasil membuat peluang emas SFC tercipta. Peluang tersebut diciptakan oleh Youyun dari sayap kanan, setelah berhasil mengecoh beberapa pemain sektor kiri Jalungga Muda, kemudian mengirimkan umpan silang pada Miswan yang berdiri bebas, sayang peluang emas itu gagal menjadi gol. “Padahal tidak terkawal bek dan gawang juga kosong!” keluh Morisay melihat penampilan Miswan yang mengecewakan. “Saya belum menemukan permainan terbaik saya,” ungkap Miswan Ende membela diri di hadapan Morisay.
             Bekal semangat dan tekad meraih kemenangan pun kembali menampakkan hasilnya. Hal itu terasa saat si kulit bundar lagi-lagi mengayun manja di dalam jaring gawang Jalungga Muda. Ialah Messinya SFC, Youyun yang berhasil memanfaatkan kesalahan bek tangguh Jalungga Muda, ketika ingin menghalau bola justru bola tersebut mengenai kaki Youyun. Dengan lincahnya Youyun membawa bola memasuki kotak pinalti yang memang sudah tidak ada beknya dan berhasil mengecoh kiper, tendangan kerasnya membuat bola bersarang di sudut kanan atas gawang. SFC unggul 3-1 atas Jalungga Muda di menit 80, skor ini pun bertahan hingga peluit panjang wasit memekik di udara. Semua pemain, Oficial, Capel, dan Kepala Sekolah yang memang hadir memberikan semangat, pulang dengan tersenyum. “Walaupun menang, saya masih kecewa karena anak-anak belum menunjukkan permainan terbaiknya,” keluh Morisay usai pertandingan. Tanggal 15 April 2012 SFC akan berhadapan dengan tim tangguh Seguling di Stadion Hutan Riba, Asam, leg pertama. Semoga SFC kembali pulang dengan tersenyum,         amien!                                                                                       
 By: Lima Sahabat Pena