SMAsta Post
Berita Olahraganya SMAN 1 Manis Mata
Edisi, Sabtu 22 November 2014
Tim SMA Terhempas Dari Kejuaraan HUT Asam
Hut Asam- Partai
pertama memperebutkan tiket menuju delapan besar
tersuguh antara Tim SMA berhadapan dengan Tim MSL. Sikap optimis pemain-pemain
muda SMA sudah ditunjukkan sejak berangkat menuju medan laga. Sebenarnya
beda-beda tipis antara optimis dan meremehkan lawan. “Lawan MSL kita akan
menang, Pak! Kita akan bertemu Alpha FC di delapan besar,” kata Akian, yang
selaku kapten kesebelasan penuh keyakinan.
Sebelum laga dimulai ada
sedikit insiden di meja panitia. Panitia tidak mengizinkan penambahan pemain
untuk Tim SMA dikarenakan daftar pemain telah diserahkan ke panitia sejak
memulai debut di turnamen HUT Asam ini. “Saya berani begini karena menurut
anak-anak mereka sudah kordinasi ke panitia,” Kata Morisay menjelaskan. Akan
tetapi, penjelasan itu tetap tidak mengubah putusan panitia. “Sampai kapanpun
dia tidak akan boleh main di tim SMA. Saya kenal dia. Itu Bambang kan?” kata seorang panitia
yang sore itu bertugas sebagai hakim garis. Padahal, pemain yang dimaksud
adalah Agus, alumni SMA (2012-2013).
Jalannya babak pertama- peluit
wasit pertanda babak pertama dimulai melengking di udara. Bola mulai bergulir.
Serangan demi serangan datang silih berganti dari kedua kesebelasan. Sebenarnya
kesebelasan Tim SMA mendominasi serangan di babak pertama ini. Akan tetapi,
peluang-peluang emas SMA selalu gagal membuahkan hasil. Menurut pandangan kami,
kegagalan peluang di babak pertama ini menjadi gol dikarenakan tandukan maupun
tendangan penyerang masih lemah dan mudah diantisipasi penjaga gawang MSL.
Bukan Julianto namanya
jika dalam setiap pertandingan tidak
mendapat hadiah kartu. Pemain yang kerap kali keluar dari posnya ini
memang terkenal keras kepala. Instruksi
pelatih hanya didengar sekejap saja. Selesai menganggukkan kepala tanda
paham, maka setelah itu liar kembali. Berkali-kali diberi instruksi,
berkuadrat-kuadrat pula dilanggar. Puncaknya, pemain benomor punggung 12 ini
dihadiahi kartu kuning karena memerotes
keputusan wasit. “Cagar nda kupakai lagi!” ketus Morisay dari tepi
lapangan. Puncaknya, Morisay menarik keluar pemain ini meskipun laga baru
bergulir 15 menit dan digantikan oleh Rusadi pemain bernomor punggung 23.
Formasipun berubah, Kucip kembali ke pos aslinya gelandang bertahan.
Gol yang dinanti pun
tercipta. SMA mendapatkan hadiah pinalti karena bek MSL melakukan pelanggaran
di kotak pinalti. Hendri pemain yang menggunakan nomor punggung 10 ini dijatuhkan bek lawan saat membawa bola di
sisi kanan gawang. Sang kapten, Akian yang dipercaya untuk mengeksekusi
tendangan pinalti sukses menjalankan tugasnya. SMA unggul 1-0 atas MSL.
MSL bukan tanpa peluang,
berkali-kali serangan yang dibangun dari sektor sayap kiri berhasil
menerobos masuk ke kotak pinalti SMA.
Hal inilah yang membuat asisten pelatih, Yadhi, berkali-kali menginstruksikan
Jae yang memang bertugas di bek kanan untuk konsisten mengawasi pemain lawan.
Skor 1-0 pun bertahan sampai peluit wasit melengking di udara pertanda jeda
babak pertama.
Saat jeda Morisay dan
asisten pelatih tak henti-hentinya memberi instruksi dan semangat kepada
pemain. Pemain-pemain yang kurang disiplin diberi peringatan.
Babak kedua- baru
beberapa menit babak kedua bergulir gawang yang dikawal oleh Awal harus
kebobolan. Berawal dari serangan pemain sayap kiri MSL yang berhasil mengecoh
bek kanan SMA (Jae) lalu berhasil masuk kotak pinalti dan segera melakukan
umpan tarik. Menerima umpan tarik striker MSL dengan mudah menyarangkan bola ke
jaring gawang SMA karena striker ini pun berdiri bebas tanpa kawalan. Skor 1-1
pun menghiasi jalannya babak kedua ini.
Menyadari Jae yang mulai
kualahan menjaga sektor kanan pertahanan SMA, Morisay memasukkan Tinus Pae
untuk menggantikan tugas Jae. Benar saja, Tinus Pae yang memiliki postur besar
dan masih fit sukses mengagalkan serangan-serangan sayap kiri MSL.
Tim MSL semakin
bersemangat menyerang setelah mendapatkan gol penyama kedudukan. Sementara itu,
menyadari serangan lawan yang semakin gencar pemain SMA justru santai-santai.
Instruksi pelatih tak lagi dihiraukan. Pemain-pemain SMA justru asyik
mempertontonkan skill individunya, alhasil mudah saja bola terlepas dan dikuasi
lawan. Beruntung bek tengah SMA (Angga
dan Ranik) konsisten menjaga pos pertahanan sehingga serangan-serangan
MSL selalu gagal.
Sekuat-kuatnya
pertahanan pasti akan gol juga. Gol-gol yang dihasilkan MSL adalah selalu bermula
dari tendangan penjuru. Tercatat, dua gol terakhir MSL adalah buktinya.
Prediksi pelatih ini disebabkan tidak adanya pemain yang berpostur tinggi di
lini belakang. Gol bermula dari tendangan penjuru yang pertama masih mampu
disamakan dengan cepat oleh pemain SMA. Begitu skor 2-1, pemain SMA langsung
memfariasikan serangan sesuai dengan istruksi pelatih. Tanpa menggoreng-goreng
bola sampai hangus alias tidak menunjukkan
skill individu, pemain tengah SMA Nasrul langsung mengirim bola panjang
ke sektor pertahanan MSL. Bek MSL gagal menghalau bola dan menciptakan blunder.
Bola yang tepat jatuh di kaki Akian pun langsung dihujamkan ke perut gawang.
Skor 2-2 menghiasi papan skor. “Coba konsisten variasikan serangan begini,
tentu kita berpeluang menang,” gumam asisten pelatih pada Morisay.
Pemain SMA tidak
mengambil proses gol ini menjadi
pembelajaran. Setelah kedudukan sama, pemain kembali menunjukkan egoisme dengan
pamer skill individu. Jadi, jangan harap SMA dapat menambah kedudukan, justru harus tertinggal 1 angka kembali dari
pemain MSL setelah mereka lagi-lagi
sukses memanfaatkan tendangan penjuru. Skor 2-3 menghiasi papan skor. Seperti
biasa, saat tertinggal barulah variasi serangan dilakukan, namun berkali-kali
peluang striker SMA selalu gagal membuahkan hasil. Tercatat, 5 sampai 6 peluang
emas Wanto selalu gagal. Begitu pun dengan Hendri, selalu saja serangannya
berhasil dipatahkan penjaga gawang.
Keterpaksaan pelatih memasukkan Yohanes menggantikan Rusadi yang cidera pun
sia-sia belaka, karena pemain yang satu ini pun terkenal dengan egoisme
mengumbar skill individunya. Dampaknya, tidak ada kontribusinya untuk permainan tim. Tercatat, hanya sekali umpan
silangnya sempat mengancam pertahanan lawan namun ancaman itu gagal karena
striker yang mandul.
Sampai peluit wasit
melengking di udara pertanda pertandingan
usai skor tidak berubah, 2-3 untuk kemenangan MSL.
“Siswa kita ini ternyata
tidak hanya pengkangan di saat sekolah, di luar sekolah pun
pembangkangnya luar biasa,” komentar Pak Mahyudin yang turut hadir
di lapangan.
Begitu juga dengan Pak
Budi, hanya mengeleng-gelengkan kepala sebagai bentuk ketidak percayaan pada
sikap pemain.
“Andai saja mereka
mendengar instruksi kita, pemain tidak
mengumbar skill individu saya
optimis hasilnya akan berbeda, Pak.” Komentar Asisten pelatih pada Morisay.
Selama ketidakdisiplinan
dan instruksi diabaikan. Maka, kemenangan hanya angan belaka.
Susunan Pemain:
Awal (GK), Angga,
Ranik, Heri, Jaenuri (Tinus ‘45), July (Rusadi ’16, Yohanes ’60), Akian,
Nasrul, Kucip, Hendri, dan Wanto.
Cadangan: Kiki (GK), Yohanes, Feri, Tinus, dan Rusadi.
Pelatih: Morisay
Asisten: D’Yadhy
GALERI FOTO:
"Tertunduk Lesu"
"Membahas insiden saatdi meja panitia"
"Awal (GK),Morisay (topi),Fery, ?, Kiki (GK), dan Heri S."
"Menjelang Laga"